Nganjuk, Jejakjatim.id — Kerusakan jalan kembali terjadi di wilayah Kabupaten Nganjuk, diduga kuat akibat aktivitas truk pengangkut material yang melebihi kapasitas atau dikenal dengan istilah over dimension over load (ODOL). Kondisi ini memicu keluhan dari masyarakat yang merasa dirugikan secara langsung, Selasa 29/4/2025).
Murni, warga Desa Putren, Kecamatan Sukomoro menyatakan kekecewaannya atas kondisi jalan yang kembali rusak. “Sudah pernah diperbaiki saat Kang Marhaen menjabat Plt. Bupati, tapi sekarang rusak lagi karena truk-truk besar muatannya terlalu berat,” ungkapnya kepada wartawan.
Menurut Murni, keberadaan armada ODOL tak hanya merusak infrastruktur, tetapi juga membahayakan pengguna jalan lain karena seringkali menguasai badan jalan dan menyebabkan kemacetan.
Menanggapi keluhan warga, Kepala Bidang Angkutan dan Transportasi Dinas Perhubungan Kabupaten Nganjuk, Makrus, menyampaikan bahwa pihaknya akan segera melakukan operasi penertiban.
“Kami akan mulai operasi terhadap kendaraan ODOL mulai minggu depan. Langkah ini kami ambil agar kerusakan jalan tidak terus berulang,” tegas Makrus.
Lebih lanjut, Makrus menjelaskan bahwa kendaraan ODOL merupakan pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan lalu lintas dan angkutan jalan. Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 60 Tahun 2019, kendaraan yang melebihi dimensi dan muatan tidak diperkenankan beroperasi karena membahayakan serta merusak infrastruktur jalan.
Sementara itu, Orang No Satu di Kabupaten Nganjuk Kang Marhaen menyebutkan bahwa pemerintah daerah sangat membutuhkan Dinas terkait dalam menekan pelanggaran ODOL.
“Jika tidak ditindak secara berkelanjutan, maka biaya perbaikan jalan akan terus membebani anggaran daerah. Selain itu, keselamatan pengguna jalan juga terancam,” jelasnya.
Masyarakat berharap agar operasi penertiban nantinya benar-benar dijalankan secara konsisten, tidak hanya berlangsung sesaat. Penanganan serius terhadap kendaraan ODOL dinilai menjadi kunci dalam menjaga kualitas infrastruktur dan kelancaran lalu lintas di Nganjuk.